Bekasi, Siswa/i MTs Al Wathoniyah Al Hamidiyah beserta Dewan Guru dan Yayasan MTs Al Wathoniyah Al Hamidiyah melaksanakan salah satu rangkaian Kegiatan Kelas Akhir, yakni Ziarah Kubur ke Maqbarah Abuya K.H. Muhali Bin H. Abdul Mutholib selaku pendiri Yayasan Al Wathoniyah Al Hamidiyah pada Jumat (17/03/23), rombongan tiba di Maqbarah yang terletak di Pesantren Motivasi Indonesia pada pukul 09.00 WIB.
Acara dihadiri oleh Ummi Ustadzah Hj. Hamidah Ali selaku Pendiri, Serta K.H Nurul Huda Haem, selaku Ketua Yayasan Al Wathoniyah Al Hamdiyah dan Kepala Madrasah Tsanawiyah Ustadzah Aam Fahmiah, S.Ag., S.Pd.
Acara diawali dengan pembukaan dari Ustadz H. Anasti Abdul Jalil, M.Pd.I, serta Ustadz Lukman, S.Pd.I sekaligus memimpin Pembacaan Surah Yassin, Tahlil dan Tahmid serta Khataman Al Qurán
dalam kesempatan ini, umi memberikan Nasihatnya kepada Semua Peziarah yang hadir bahwa :
Ada 4 perkara yg zohirnya merupakan keutamaan dan batinnya merupakan kewajiban. Salah satu dari Yang 4 itu adalah ziarah kubur adalah suatu keutamaan sedangkan menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah mati adalah suatu kewajiban. Banyakin bekal untuk di akhirat nanti.
Dialog Allah dengan Nabi Musa. Ada 2 cahaya yang akan menerangi 2 kegelapan nanti. Kegelapan apa ? Tanya Nabi Musa. Kegelapan alam kubur Dan kegelapan akhirat. Lalu apa 2 cahaya itu ? Yaitu cahaya Bulan Ramadhan Dan cahaya Al Qur’an. “pungkasnya
Nasihat yang kedua disampaikan oleh K.H Nurul Huda Haem selaku Ketua Yayasan Al Wathoniyah Al Hamidiyah bahwa :
Ziarah dapat melembutkan hati. Seringlah berziarah agar Hati kita menjadi lembut Dan mudah menerima nasihat.
Orang muslim itu adalah Yang orang muslim lainnya selamat dari lidah Dan tangannya. Karena itu jaga lisan Dan tangan Kita dari mengganggu atau menyakiti teman atau orang lain.
Jadilah pemuda Islam Yang membawa nilai² ahlussunnah, tetap menjaga ajaran² yang diajarkan oleh guru² Dan Ulama² seperti Ziarah, Istighotsah, Tahlil..
Terus tanamkan motivasi diri agar menjadi pemuda yg tidak malas. Buya memiliki prinsip jika Kita terlahir dari keluarga bodoh atau miskin, putuslah rantai kebodohan Dan kemiskinan itu. Tentu saja dengan Ilmu.



